review buku
Perang Bintang - Dewie Sekar
Wira tidak merendahkanku, tapi aku merasa direndahkan. Wira tidak mengejekku, tapi aku merasa diejek. Tatapannya... apa artinya? Memangnya kenapa kalau aku janda? Apa Wira ternyata juga manusia berpikiran dangkal, yang menganggap janda hanya perempuan kelas dua yang suka menggoda pria? Oh, aku benci sekali memikirkan itu! Aku benci membayangkan apa yang Wira pikirkan tentang aku! Yang paling celaka, aku juga membenci diriku sendiri, lantaran jadi begini kacau hanya karena memikirkan apa yang Wira pikirkan! Ya ampun... tentu saja ini tidak boleh terjadi! Daripada naksir brondong bau kencur itu, lebih baik aku makan sepatuku sendiri!
- Rezia Kartika, 30
Jatuh cinta kok sama janda... Janda cerai, lagi. Tiga tahun lebih tua, lagi. Sudah punya anak, lagi. Kayak nggak ada perempuan lainnya saja! Sudah pasti hal konyol macam ini tak boleh terjadi. Ya, kan? Bagaimana dengan reputasiku, coba? Apa kata orang nanti? Ha?! Hahaha! Sekarang aku jadi mirip Rezia: jadi ikut sok jaim memikirkan apa kata orang segala. Bah! Padahal, dari segi nama saja kami nggak jodoh kok. Kartika - Yudha... see? Kalau kami nekat menjalin hubungan, kujamin dunia akan meledak karena Perang Bintang!
- Wira Yudha Nugraha, 27
gw beli buku ini karena tertarik dgn sinopsis-nya
gaya penulisan Dewie Sekar asik juga, gak bosenin dan ada lucunya
tapi gw gemes banget dengan tokoh Rezia, jaim-nya gak ketulungan
trus endingnya terasa kurang greget
kesannya kok "mendadak mau" gitu loh
overall, buku ini boleh juga
Cinta Paket Hemat - Retni SB
Wajah lumayan, karier ada, dukungan keluarga nggak pernah kurang, punya teman se-geng yang asik abis, bisa ketawa kapan saja, dan... statusnya bukan jomblo. Itulah Pipit. Semua itu cukup jadi modalnya untuk bahagia, kan? Memang.
Tapi, sejak dia mendadak ketiban rezeki jadi ibu bagi Lio, bocah laki-laki umur lima tahun, hidupnya berubah 180 derajat! Putus dengan pacar, tenaga dan emosi terkuras ke sana-sini, pekerjaan kacau-balau---bahkan sampe dipecat---teman-teman menjauh.... Aduh! Semua berantakan!
Apa yang bisa membuat hidupnya kembali cerah seperti dulu?
Dokter yang memeriksanya menyarankan supaya dia segera punya pacar. Ha! Mana ada sih cowok yang mau menerima dia lengkap satu paket dengan Lio?
Pak Sapta yang dewasa dan mapan saja, yang mampu melimpahinya dengan perhatian dan hadiah serbasempurna, tak ingin keasikannya dengan Pipit ditengahi Lio....
Kebalikan dengan Aries. Ah, cowok sinting itu malah mampu membuat Lio menjadi tenang. Tapi sebelnya, cowok itu hobi benar adu mulut... mulutnya gak ada brentinya nyela dan berkomentar...
begitu baca sinopsis di belakang buku, gw langsung naksir
kayaknya bakal lucu nih, secara gw suka yg lucu-lucu
gw selesai baca buku ini dalam sehari, ceritanya bagus
sedih, lucu, menyentuh, semua ada di dalamnya
Lia & Fadil (kakak dan kakak iparnya) Pipit meninggal dalam bencana gempa di Yogya
meninggalkan Lio, anak umur 5 tahun yg menderita autis (hobbynya menyakiti diri sendiri)
Pipit bener-bener kelabakan dan capek lahir batin waktu harus merawat Lio
ditambah lagi Lio pun tidak pernah mau menerima Pipit sepenuhnya
pas cerita Lio & Pipit sedih banget, gw sampe berkaca-kaca
kalo pas cerita Pipit & Aries bisa senyum-senyum, soale lucu, mereka berantem mulu
oiya, Aries itu adiknya Fadil
jadi Aries & Pipit sama-sama mengasuh Lio
tentu aja ada bumbu-bumbu lain dalam cerita ini
pokoknya menarik deh!
4 Comments:
This comment has been removed by the author.
salam kenal juga...
suka baca ya? gw juga, sayangnya gw ga gitu berminat baca teenlit..
btw, blognya rame juga [layoutnya].. seru!
salam kenal juga...
Huaaa... Udah lama ga baca novel niey... ^o^
@ Aldo : salam kenal jg... thanks ud mampir yah ^^
kalo cowok biasanya emang gak suka novel yg terlalu cewek hehehe
@ Lisan : suka baca novel juga ya? ^^
Post a Comment
<< Home